Archive for Oktober 2011
It was complete !Lengkap sudah cerita hari (itu) yang bukan berarti harus diingat sepanjang masa. Perih memang untuk tau tentang hal-hal yang saya sendiri tidak ingin mengetahuinya. Tapi mungkin inilah manusia yang mempunya khilaf. Suatu ketika mungkin saya juga ada mengalaminya, dan gantian orang lain yang memperhatikannya. Jikalau mungkin terjadi, saya tentu merasa sangat bersalah dengan tindakan saya sendiri. Jelas-jelas ini adalah keburukan yang tidak pantas terlihat.Tapi sudah menjadi kebiasaan saya untuk mengamati orang lain. Oopss memang menarik bisa tahu seseorang dari sisi yang belum tentu diperhatikan oleh orang lain. Apakah salah?? Semuanya salah ya? Salah jika saya tahu fakta sesungguhnya, tentang apa yang sebenarnya ada dalam perasaan dan pikiran Anda. Tentang apa yang sebenarnya Anda inginkan. tapi percaya lah, tidak ada yang lebih miris setelah tau banyak hal dari itu semua.Mungkin saya pun lebih baik dari sekedar salah diatas kesalahan. Lebih baik untuk tahu mana yang baik ketimbang bangga diatas salah. Dan lebih baik dari hal yang tak mungkin saya tulis, apalagi saya ucapkan langsung dihadapan Anda.Hingga ketidakmungkinan itu yang menyuruh saya diam. I’m okay, Really :)
“Dan ketika saya terlihat kuat, bukan berarti saya tidak rapuh. Jika saya letih, bukan berarti saya tidak tegar”
to Life, to be Strong
Full View
It was complete !
Lengkap sudah cerita hari (itu) yang bukan berarti harus diingat sepanjang masa. Perih memang untuk tau tentang hal-hal yang saya sendiri tidak ingin mengetahuinya. Tapi mungkin inilah manusia yang mempunya khilaf. Suatu ketika mungkin saya juga ada mengalaminya, dan gantian orang lain yang memperhatikannya. Jikalau mungkin terjadi, saya tentu merasa sangat bersalah dengan tindakan saya sendiri. Jelas-jelas ini adalah keburukan yang tidak pantas terlihat.
Tapi sudah menjadi kebiasaan saya untuk mengamati orang lain. Oopss memang menarik bisa tahu seseorang dari sisi yang belum tentu diperhatikan oleh orang lain.
Apakah salah?? Semuanya salah ya?
Salah jika saya tahu fakta sesungguhnya, tentang apa yang sebenarnya ada dalam perasaan dan pikiran Anda. Tentang apa yang sebenarnya Anda inginkan. tapi percaya lah, tidak ada yang lebih miris setelah tau banyak hal dari itu semua.
Mungkin saya pun lebih baik dari sekedar salah diatas kesalahan. Lebih baik untuk tahu mana yang baik ketimbang bangga diatas salah. Dan lebih baik dari hal yang tak mungkin saya tulis, apalagi saya ucapkan langsung dihadapan Anda.
Hingga ketidakmungkinan itu yang menyuruh saya diam. I’m okay, Really :)
“Dan ketika saya terlihat kuat, bukan berarti saya tidak rapuh. Jika saya letih, bukan berarti saya tidak tegar”
Sudah beberapa kali terjadi, tetapi tetap tak bisa dikondisikan. Menatap erat keyboard si laptop , sampai sekarang tetap jadi pilihan yang paling tidak dapat membuat saya lebih baik. Laptop memang tidak bisa mendengar. Tapi apa yang membuat saya nyaman bercerita padanya. Setidaknya dia diam dan merekam segala sesuatu yang saya rasakan. Kadabg kala dia juga tersenyum seperti ini :), atau menangis :’( Paling tidak ada laptop yang bisa diajak cerita, berbagi. Sedih juga, laptop Cuma bisa mendengar dan mendengar keluhan yang saya luapkan. Tapi tidak pernah mau bercerita tentang keluhannya disakiti oleh jemari yang tidak lembut, panas charger, atau tempat yang tidak bisa melindunginya. Tenang lah laptopku malang. Hanya mahluk paling buruk dimuka bumi yang mengabaikan deritamu. Tapi orang-orang itu tidak mungkin ada. Percayalah ada setitik dihati mereka untuk menyayangimu, dan mendengarmu mengeluh :’) Tapi mungkin banyak orang yang tak pernah sadar titik kecil dihatinya. Malang lah mereka !
it's me and only me
Full View
Sudah beberapa kali terjadi, tetapi tetap tak bisa dikondisikan. Menatap erat keyboard si laptop , sampai sekarang tetap jadi pilihan yang paling tidak dapat membuat saya lebih baik.
Laptop memang tidak bisa mendengar. Tapi apa yang membuat saya nyaman bercerita padanya. Setidaknya dia diam dan merekam segala sesuatu yang saya rasakan. Kadabg kala dia juga tersenyum seperti ini :), atau menangis :’(
Paling tidak ada laptop yang bisa diajak cerita, berbagi. Sedih juga, laptop Cuma bisa mendengar dan mendengar keluhan yang saya luapkan. Tapi tidak pernah mau bercerita tentang keluhannya disakiti oleh jemari yang tidak lembut, panas charger, atau tempat yang tidak bisa melindunginya.
Tenang lah laptopku malang. Hanya mahluk paling buruk dimuka bumi yang mengabaikan deritamu. Tapi orang-orang itu tidak mungkin ada. Percayalah ada setitik dihati mereka untuk menyayangimu, dan mendengarmu mengeluh :’)
Tapi mungkin banyak orang yang tak pernah sadar titik kecil dihatinya. Malang lah mereka !
tentang sebuah perjalanan
bangkit dan jatuh dalam waktu yang bersamaan
kehidupan untuk hidup yang lebih abadi
kehidupan untuk kebahagian setelah dunia
kehidupan untuk perjalanan yang dilalui
hanya untuk tau seberapa jauh kita sadari hidup yang benar-benar kekal
untuk mendewasakan hidup yang ditelah ada
setiap jiwa memiliki rasa
sama tapi berbeda
pada orientasi mereka untuk hidup
tidak senyum, tidak juga tawa jadi dambaan
ketenangan kelak perlu jadi keinginan
dan untuk Yang Maha Hidup, aku hidup
menyadari waktu
apapun yang ada adalah hidup
tidak direkayasa tapi benar-benar nyata
di dalam jiwa
Like LIVE a LIFE
Full View
bangkit dan jatuh dalam waktu yang bersamaan
kehidupan untuk hidup yang lebih abadi
kehidupan untuk kebahagian setelah dunia
kehidupan untuk perjalanan yang dilalui
hanya untuk tau seberapa jauh kita sadari hidup yang benar-benar kekal
untuk mendewasakan hidup yang ditelah ada
setiap jiwa memiliki rasa
sama tapi berbeda
pada orientasi mereka untuk hidup
tidak senyum, tidak juga tawa jadi dambaan
ketenangan kelak perlu jadi keinginan
dan untuk Yang Maha Hidup, aku hidup
menyadari waktu
apapun yang ada adalah hidup
tidak direkayasa tapi benar-benar nyata
di dalam jiwa
Izinkan aku bertemu dan bertatap muka dengan mereka
Orang-orang yang nyatanya selalu bersamaku
Untuk dunia yang terlalu luas, atau tak terhingga
Aku tak dapat bicara seuntai katapun pada mereka
Jika bising menjdi penghalang
Tak juga menggangguku mendengar cerita mereka
Mungkin aku yang terlalu diam
Atau terlalu beromong kosong, mereka.
NO MENTION
Full View
Orang-orang yang nyatanya selalu bersamaku
Untuk dunia yang terlalu luas, atau tak terhingga
Aku tak dapat bicara seuntai katapun pada mereka
Jika bising menjdi penghalang
Tak juga menggangguku mendengar cerita mereka
Mungkin aku yang terlalu diam
Atau terlalu beromong kosong, mereka.
Sekian tahun saya melewati puasa di bulan suci Ramadhan, bertahun-tahun itu juga saya mendapatkan berbagai pelajaran baru yang mungkin sulit didapat dibulan lainnya. Sebagai bulan yang paling mulia dari seribu bulan, semua umat muslim berlomba-lomba mengejar pahala sebanyak-banyaknya untuk bekal kelak di surga-Nya yang kekal abadi.
Mungkin memori semasa masih duduk di bangku SD dan SMP tidak begitu melekat, tapi paling tidak saya masih ingat ketika melewati Ramadhan bersama 104 orang-orang yang sudah saya anggap sebagai saudara dalam lingkungan asrama, ketika duduk di bangku SMA. Termasuk juga melewati Ramamadhan bersama 5 anggota keluarga saya lainnya.
Melihat kondisi kehidupan yang mau tak mau harus berubah, tradisi Ramadhan dan buka puasa juga harus diubah. Duduk manis di depan meja menanti adzan magrib berkumandang adalah cerita lama ketika usia ini belum beranjak dewasa. Belum banyak hal yang terlewati menjadi beban pikiran. Setelah masa itu berlalu, saya harus dipisahkan selama tiga tahun dalam rangka menempuh pendidikan SMA. Puasa harus dijalankan di asrama bersama teman-teman.
Bukan tidak menyimpan cerita yang indah, tapi mungkin terlalu banyak hal yang terlewati sampai tak bisa di lukiskan. Indahnya 3 tahun Ramadhan, sahur, buka puasa dan tarawih bersama teman-teman dalam keadaan suka dan sedih. Dalam perjalan itu, dua tahun saya terlibat memberikan warna berbeda di Ramadhan sekolah lewat partipasi menjadi anggota OSIS. What a great moments, I had at the moment!
Terlibat dibanyak kegiatan yang mengandung unsur agama. Mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru yang mungkin belum tentu dirasakan teman lainnya. Satu hari di bulan itu, saya pernah pergi dengan salah seorang sahabat yang banyak mengajarkan saya tentang agama. Perjalannya cukup panjang, bukan hanya di sekitaran sekolah saja. Kami bercerita tentang banyak hal, agama, sahabat, dan kehidupan. Senang bisa bertukar pikiran dengan sahabat yang punya pengetahuan luas. Wajar saya, di semua tahap seleksi masuk SMA saat itu, sahabat saya yang satu ini selalu berada diurutan pertama.
Nuansanya memang berbeda. Sedemikian rupa, hari-hari ramadhan di sekolah diselimuti hawa islami. Setiap minggu selalu ada kegiatan islami yang dibuat oleh siswa. Tarawih berjamaah yang di imami secara bergantian oleh guru dan siswa. Waktu sahur yang mengharukan bagi mereka yang duduk dibangku kelas XII. Buka puasa dengan takjil dan makanan seadanya yang disediakan oleh sekolah. Dan malam yang selalu cerah, saat semua siswa terlelap menanti sahur di hari esok.
Awesome! Walaupun indah berpuasa bersama mereka, setiap akhir pekan saya juga tetep melawati sahur dan breakfasting bersama keluarga saya lainnya. Di rumah sederhana, kami berbuka ala kadarnya. Istimewa memang, mama selalu menyiapkan berbagai jenis makanan untuk disantap saat berbuka. Sebisa mungkin saya harus menahan nafsu makan agar tidak terjadi ledakan luar biasa dalam perut :p
Senyum satu sama lain di meja itu menghilangan letih setelah seharian menahan nafsu, makan dan minum. Ada mama, papa, adik-adik dan nenek. Yang paling paham menu kesukaan dan porsi makan keluarga adalah mama. Selain sebagai bendahara yang hebat, mama juga adalah koki super yang bisa memanjakan perut anggota keluarga lain. Sayangnya, ilmu itu belom turun kepada anak gadisnya. Alhasil, saya dan saudara-saudara lain hanya bisa duduk manis di depan meja menanti adzan magrib berkumandang.
Segilintir cerita lama yang rasanya sangat pelik jika diingat saat saya harus berbuka puasa di antara orang-orang yang tidak saya kenal kini. Melepas dahaga setelah seharian berpuasa sekaligus berkerja. Diantara orang-orang yang bernasib sama, harus berbuka di angkutan umum yang membawa kami kembali ke rumah masing-masing. Saat itu juga saya tahu, tak selamanya hidup ini akan berjalan indah, akan berjalan sesuai yang kita inginkan. Ada kalanya kita benar-benar harus mengatakan ‘hidup ini keras’ walaupun tak sekeras orang-orang yang bahkan tak bisa berbuka dengan makanan yang layak, atau mereka yang tak bisa berpuasa, bahkan mereka yang tak sempat merasakan Ramadhan yang kembali datang.
Untuk waktu yang telah berlalu, untuk masa yang telah berubah, aku menikmati apa yang diberikan padaku saat ini. Aku tak mengarapkan lebih, hanya semampuku untuk melakukan yang terbaik. Semoga kemenangan bersama kita kembali di tahun 1432 H. Allahuakbar.
life = go ! HAPPY FASTING :)
Full View
Mungkin memori semasa masih duduk di bangku SD dan SMP tidak begitu melekat, tapi paling tidak saya masih ingat ketika melewati Ramadhan bersama 104 orang-orang yang sudah saya anggap sebagai saudara dalam lingkungan asrama, ketika duduk di bangku SMA. Termasuk juga melewati Ramamadhan bersama 5 anggota keluarga saya lainnya.
Melihat kondisi kehidupan yang mau tak mau harus berubah, tradisi Ramadhan dan buka puasa juga harus diubah. Duduk manis di depan meja menanti adzan magrib berkumandang adalah cerita lama ketika usia ini belum beranjak dewasa. Belum banyak hal yang terlewati menjadi beban pikiran. Setelah masa itu berlalu, saya harus dipisahkan selama tiga tahun dalam rangka menempuh pendidikan SMA. Puasa harus dijalankan di asrama bersama teman-teman.
Bukan tidak menyimpan cerita yang indah, tapi mungkin terlalu banyak hal yang terlewati sampai tak bisa di lukiskan. Indahnya 3 tahun Ramadhan, sahur, buka puasa dan tarawih bersama teman-teman dalam keadaan suka dan sedih. Dalam perjalan itu, dua tahun saya terlibat memberikan warna berbeda di Ramadhan sekolah lewat partipasi menjadi anggota OSIS. What a great moments, I had at the moment!
Terlibat dibanyak kegiatan yang mengandung unsur agama. Mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru yang mungkin belum tentu dirasakan teman lainnya. Satu hari di bulan itu, saya pernah pergi dengan salah seorang sahabat yang banyak mengajarkan saya tentang agama. Perjalannya cukup panjang, bukan hanya di sekitaran sekolah saja. Kami bercerita tentang banyak hal, agama, sahabat, dan kehidupan. Senang bisa bertukar pikiran dengan sahabat yang punya pengetahuan luas. Wajar saya, di semua tahap seleksi masuk SMA saat itu, sahabat saya yang satu ini selalu berada diurutan pertama.
Nuansanya memang berbeda. Sedemikian rupa, hari-hari ramadhan di sekolah diselimuti hawa islami. Setiap minggu selalu ada kegiatan islami yang dibuat oleh siswa. Tarawih berjamaah yang di imami secara bergantian oleh guru dan siswa. Waktu sahur yang mengharukan bagi mereka yang duduk dibangku kelas XII. Buka puasa dengan takjil dan makanan seadanya yang disediakan oleh sekolah. Dan malam yang selalu cerah, saat semua siswa terlelap menanti sahur di hari esok.
Awesome! Walaupun indah berpuasa bersama mereka, setiap akhir pekan saya juga tetep melawati sahur dan breakfasting bersama keluarga saya lainnya. Di rumah sederhana, kami berbuka ala kadarnya. Istimewa memang, mama selalu menyiapkan berbagai jenis makanan untuk disantap saat berbuka. Sebisa mungkin saya harus menahan nafsu makan agar tidak terjadi ledakan luar biasa dalam perut :p
Senyum satu sama lain di meja itu menghilangan letih setelah seharian menahan nafsu, makan dan minum. Ada mama, papa, adik-adik dan nenek. Yang paling paham menu kesukaan dan porsi makan keluarga adalah mama. Selain sebagai bendahara yang hebat, mama juga adalah koki super yang bisa memanjakan perut anggota keluarga lain. Sayangnya, ilmu itu belom turun kepada anak gadisnya. Alhasil, saya dan saudara-saudara lain hanya bisa duduk manis di depan meja menanti adzan magrib berkumandang.
Segilintir cerita lama yang rasanya sangat pelik jika diingat saat saya harus berbuka puasa di antara orang-orang yang tidak saya kenal kini. Melepas dahaga setelah seharian berpuasa sekaligus berkerja. Diantara orang-orang yang bernasib sama, harus berbuka di angkutan umum yang membawa kami kembali ke rumah masing-masing. Saat itu juga saya tahu, tak selamanya hidup ini akan berjalan indah, akan berjalan sesuai yang kita inginkan. Ada kalanya kita benar-benar harus mengatakan ‘hidup ini keras’ walaupun tak sekeras orang-orang yang bahkan tak bisa berbuka dengan makanan yang layak, atau mereka yang tak bisa berpuasa, bahkan mereka yang tak sempat merasakan Ramadhan yang kembali datang.
Untuk waktu yang telah berlalu, untuk masa yang telah berubah, aku menikmati apa yang diberikan padaku saat ini. Aku tak mengarapkan lebih, hanya semampuku untuk melakukan yang terbaik. Semoga kemenangan bersama kita kembali di tahun 1432 H. Allahuakbar.