Share

Archive for Agustus 2011

“Ketika kamu sedih, tanyakan itu pada sahabatmu.”
“Apa mereka mau mendengar keluhanku?”
“Percayalah, teman yang baik adalah pendengar yang baik.”
Kisah tentang persahabatan tak jarang menjadi agenda yang menarik untuk dikenang. Begitupun dengan kisahku. Tidak ada bagian dari hidup kita yang tak terisi oleh teman. Walaupun sekedar ngobrol, jalan atau bercerita.
Mengenal kalian adalah keindahan bagiku. Bisa bersama-sama kalian adalah kebahagian bagiku. Mungkin aku cukup berbeda dengan yang lain. Aku punya cukup waktu untuk mereka karena aku butuh mereka. Mendengar mereka bercerita tentang kehidupannya adalah tugasku sebagai seorang teman. Memperhatikan mereka adalah kewajibanku sebagai seorang teman. Menegur mereka ketika salah adalah amanah yang harus aku jalankan sebagai seorang teman. Tapi apakah semua orang juga berpikir demikian?
Apapun yang mereka pikirkan tentang sebuah persahabatan, bagiku persahabatan tak kurang dari harta kehidupan yang dimiliki selain keluarga. Punya banyak teman juga adalah satu satu impianku. Sejuta cerita bisaku dapat dari mereka. Sedih susah senang bangga tangis tawa duka heran sayup bingung. Cerita-cerita itu memberikan kekuatan bagiku untuk hadapi apapun dalam hidup ini. Walaupun kadang kala menjadi jenuh untuk sekedar dengar cerita mereka, memberikan masukan untuk mereka. Tapi apakah mereka akan menjadi pendengar cerita yang kulontarkan? Lebih-lebih menjalankan masukan yang aku berikan?
Watak orang memang berbeda-beda. Jadi, aku harus cukup tegar menghadapi beraneka ragam tingkah mereka. yah itu bukan beban buatku. Tapi ketika mereka sama sekali tak memperdulikannya, itu sedikit menyayat. Ah tak penting aku terluka atau tidak, toh mereka juga belum  tentu peduli. Cukup melihat mereka senang, melihat seulas senyum tersungging dan mereka bahagia.
Untuk tau ketulusan mereka kadang menjadi sulit. Sering aku mendapati teman yang bisa berpaling begitu saja. Yaah kalau bukan karena uang, penyebabnya mungkin lawan jenis. Kesenangan juga bisa membutakan mata hati seseorang. Mungkin ketenangan yang ia butuhkan. Bukan masalah memang. Tapi itu akan menjadi masalah jika suatu saat mereka tak pernah mengetahuinya. Dan aku tak inginkan itu terjadi pada teman-temanku.
Suatu saat teman (sahabat) akan terus membayangi kita. Apa yang kita lakukan pada mereka, juga akan terjadi pada kita. Selama aku bisa menjadi pendengar yang baik, selama itu pula kuharap mereka menjadi yang terbaik, yang aku punya. Kebanggaanku miliki kalian menjadi penyokong hidupku.
Thank you everyone !
“Apakah teman baikmu selalu medengarkan ceritamu?”
“Aku? Ia tapi tidak”
FRIEND'S LIFE IS MY LIFE Full View

Rasanya
Baru kemarin Bung Karno dan Bung Hatta
Atas nama kita menyiarkan dengan seksama
Kemerdekaan kita di hadapan dunia. Rasanya
Gaung pekik merdeka kita
Masih memantul-mantul tidak hanya
Dari para jurkam PDI saja. Rasanya
Baru kemarin.
Padahal sudah enam puluh tahun lamanya.


Pelaku-pelaku sejarah yang nista dan mulia
Sudah banyak yang tiada. Penerus-penerusnya
Sudah banyak yang berkuasa atau berusaha
Tokoh-tokoh pujaan maupun cercaan bangsa
Sudah banyak yang turun tahta
Taruna-taruna sudah banyak yang jadi
Petinggi negeri
Mahasiswa-mahasiswa yang dulu suka berdemonstrasi
Sudah banyak yang jadi menteri dan didemonstrasi.

Rasanya
Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad lamanya.

Petinggi-petinggi yang dulu suka korupsi
Sudah banyak yang meneriakkan reformasi.
Tanpa merasa risi

Rasanya baru kemarin
Rakyat yang selama ini terdaulat
sudah semakin pintar mendaulat
Pejabat yang tak kunjung merakyat
pun terus dihujat dan dilaknat

Rasanya baru kemarin
Padahal sudah enam puluh tahun lamanya

Pembangunan jiwa masih tak kunjung tersentuh
Padahal pembangunan badan
yang kemarin dibangga-banggakan
sudah mulai runtuh

Kemajuan semu masih terus menyeret dan mengurai
pelukan kasih banyak ibu-bapa
dari anak-anak kandung mereka
Krisis sebagaimana kemakmuran duniawi
Masih terus menutup mata
banyak saudara terhadap saudaranya

Daging yang selama ini terus dimanjakan
kini sudah mulai kalap mengerikan
Ruh dan jiwa
sudah semakin tak ada harganya

Masyarakat yang kemarin diam-diam menyaksikan
para penguasa berlaku sewenang-wenang
kini sudah pandai menirukan

Tanda-tanda gambar sudah semakin banyak jumlahnya
Semakin bertambah besar pengaruhnya
Mengalahkan bendera merah putih dan lambang garuda
Kepentingan sendiri dan golongan
sudah semakin melecehkan kebersamaan

Rasanya
Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka.

Pahlawan-pahlawan idola bangsa
Seperti Pangeran Diponegoro
Imam Bonjol, dan Sisingamangraja
Sudah dikalahkan oleh Sin Chan, Baja Hitam
dan Kura-kura Ninja

Banyak orang pandai sudah semakin linglung
Banyak orang bodoh sudah semakin bingung
Banyak orang kaya sudah semakin kekurangan
Banyak orang miskin sudah semakin kecurangan

Rasanya
Baru kemarin

Tokoh-tokoh angkatan empatlima
sudah banyak yang koma
Tokoh-tokoh angkatan enamenam sudah
banyak yang terbenam
Tokoh-tokoh angkatan selanjutnya
sudah banyak yang tak jelas maunya

Rasanya
Baru kemarin

(Hari ini ingin rasanya
Aku bertanya kepada mereka semua
Sudahkah kalian
Benar-benar merdeka?)

Rasanya
Baru kemarin

Negeri zamrud katulistiwaku yang manis
Sudah terbakar nyaris habis

Dilalap krisis dan anarkis

Mereka yang kemarin menikmati pembangunan
Sudah banyak yang bersembunyi meninggalkan beban
Mereka yang kemarin mencuri kekayaan negeri
Sudah meninggalkan utang
dan lari mencari selamat sendiri

Mereka yang kemarin
sudah terbiasa mendapat kemudahan
Banyak yang tak rela sendiri kesulitan
Mereka yang kemarin mengecam pelecehan hukum
Kini sudah banyak yang pintar melecehkan hukum

Rasanya baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka

Mahasiswa-mahasiswa yang penjaga nurani
Sudah dikaburkan oleh massa demo yang tak murni
Para oportunis pun mulai bertampilan
Berebut menjadi pahlawan
Pensiunan-pensiunan politisi
Sudah bangkit kembali
Partai-partai politik sudah bermunculan
Dalam reinkarnasi

Rasanya
Baru kemarin

Para seniman sudah banyak yang senang berpolitik
Para agamawan sudah banyak yang pandai main intrik
Para wartawan sudah banyak yang pintar bikin trik-trik

Rasanya
Baru kemarin

Tokoh-tokoh orde lama
sudah banyak yang mulai menjelma
Tokoh-tokoh orde baru
sudah banyak yang mulai menyaru

Rasanya
Baru kemarin

Pak Harto yang kemarin kita tuhankan
Sudah menjadi pesakitan yang sakit-sakitan
Bayang-bayangnya sudah berani pergi sendiri
Atau lenyap seperti disembunyikan bumi
Tapi ajaran liciknya sudah mulai dipraktekkan
Oleh tokoh-tokoh yang merasa tertekan

Rasanya baru kemarin

Habibie dan Gus Dur sudah mencoba sebentar
Menduduki kursi kekuasaan yang terlantar
Megawati yang mendapat giliran dan sudah berusaha
Sekuat tenaga gagal memperpanjang kuasa

SBY yang menggantikan kekuasaan
Terus dicoba cobaan demi cobaan
Jusuf Kalla sudah menggantikan Hamzah Haz di istana
Sambil menggantikan Akbar Tanjung di Golongan Karya

Saifullah Yusuf dan Alwi Syihab sudah menjadi menteri
Meski berbuntut pertikaian dalam partai sendiri
Tokoh-tokoh KPU yang dituding sering memperlihatkan arogansi
Malah banyak yang menjadi terdakwa kasus korupsi

Mantan-mantan calon dalam pilpres dan pilkada
Banyak yang masih tak bisa menerima kenyataan yang ada
Banyak yang demam pesta demokrasi
Ternyata belum bisa menghayati demokrasi

Rasanya baru kemarin

Partai-partai politik sudah menjadi rebutan
Para pemimpinnya sendiri yang melihat kesempatan
Tanpa peduli warga mereka yang rentan
Ormas-ormas pun banyak yang seperti tak tahan
Melihat iming-iming kekuasaan

Rasanya baru kemarin

Wakil-wakil rakyat yang kemarin hanya tidur
Kini sudah pandai mengatur dan semakin makmur
Bahkan rakyat tak perlu lagi berkelahi dan memperkaya diri
Karena wakil-wakil mereka sudah mewakili dengan baik sekali

Insan-insan pers yang kemarin seperti burung onta
Kini sudah pandai menembakkan kata-kata

(Hari ini ingin rasanya
Aku bertanya kepada mereka semua
Bagaimana rasanya
Merdeka?)

Rasanya
Baru kemarin
Padahal sudah enam puluh tahun kita
Merdeka.

Para jenderal dan pejabat sudah saling mengadili
Para reformis dan masyarakat sudah nyaris tak terkendali
Mereka yang kemarin dijarah
Sudah mulai pandai meniru menjarah
Mereka yang perlu direformasi
Sudah mulai fasih meneriakkan reformasi
Mereka yang kemarin dipaksa-paksa
Sudah mulai berani mencoba memaksa

Mereka yang selama ini tiarap ketakutan
Sudah banyak yang muncul ke permukaan
Mereka yang kemarin dipojokkan
Sudah mulai belajar memojokkan
Mereka yang kemarin terbelenggu
Sudah mulai lepas kendali melampiaskan nafsu
Mereka yang kemarin giat mengingatkan yang lupa
Sudah mulai banyak yang lupa

Rasanya baru kemarin
Ingin rasanya aku bertanya kepada mereka semua
Tentang makna merdeka

Rasanya baru kemarin

Pakar-pakar dan petualang-petualang negeri
Sudah banyak yang sibuk mengatur nasib bangsa
Seolah-olah Indonesia milik mereka sendiri
Hanya dengan meludahkan kata-kata

Rasanya baru kemarin

Dakwah mengajak kebaikan
Sudah digantikan jihad menumpas kiri-kanan
Dialog dan diskusi
Sudah digantikan peluru dan amunisi

Rasanya baru kemarin

MUI yang didirikan untuk mendukung rezim lama
Kini sudah mencoba menjelma orsospol ulama
Pendukung-pendukung Islam
Sudah semakin berani mencemari Islam

Masyarakat Indonesia yang berketuhanan
Sudah banyak yang kesetanan
Bendera merahputih yang selama ini dibanggakan
Sudah mulai dicabik-cabik oleh dendam dan kedengkian

Aceh semakin merana
Ambon dan Papua terus terlena
Bangsaku yang sejak dulu dipuja-puja
Kini selalu dihina-hina

Rasanya baru kemarin

Orangtuaku sudah lama pergi bertapa
Anak-anakku sudah pergi berkelana
Kakakku dan beberapa kawanku sudah berhenti menjadi politikus
Aku sendiri masih tetap menjadi tikus

(Hari ini
setelah enam puluh tahun kita merdeka
ingin rasanya aku mengajak kembali
mereka semua yang kucinta
untuk mensyukuri lebih dalam lagi
rahmat kemerdekaan ini
dengan mereformasi dan meretas belenggu tirani
diri sendiri
bagi merahmati sesama)
PUISI KEMERDEKAAN Full View

ada banyak cerita, tingkah laku yang begitu saja terlupa dan mungkin ga akan pernah terulang lagi. Seharian belajar, main dan ketawa bareng dilingkungan yang sama, bikin ada aja rutinitas yang ga pernah didapat dari manapun, kecuali Senior High School Num. 3 Excellent Kayuagung.
Pagi-pagi buta jam setengah enam udah ga akan denger lagi panggilan dari sekbid II OSIS yang bunyinya “Panggilan kepada seluruh siswa-siswi yang masih berada di Asrama dan sekitarnya. Diharapkan segera menuju ke Lapangan Upacara untuk apel pagi. Sekali –lagi…. Blablabla.” Bukan anak SMAN3 kalo ga hapal deretan kata-kata ini. Semua siswa pasti kedengeran panggilan itu, mau di kamar, kamar mandi, Ruang Makan, Laundry, kolong kasur aja pasti deh kedengeran (baca : terngiang-ngiang). Nah, kalo baru panggilan pertama sih, ga efek apa-apa. Cuma cuap-cuap dong. Tapi kalo yang manggil udah Pak Waino (sssttttt) siapun dan lagi ngapain juga pasti keteteran 200%. “Yaa yang masih di Asrama, cepet ke Lapangan Upacara.” Suasana hening Asrama Putri a.k.a Aspi berubah jadi gedung mau kebakar. Lari-lari, jerit-jerit huaaaaaah :o
Nah, di Ruang Kegiatan Belajar a.k.a RKB, kita ga mesti lepas sepatu depan pintu lagi, terus dibawa-bawa, taroh di rak sepatu. Kan udah Alumni hehhhee :p
Biasanya kalo mau masuk RKB mesti buka sepatu depan pintu (kalo ga males), kalo lagi mager, buka aja depan rak sepatunya, trs digeser dikit biar masuk kolong rak sepatu. Pas lagi Apes, sepatunya pindah posisi di kotak sampah gara-gara dibuang sama Mr. Jack.
Yang paling ngangenin itu suara Ayuk DU (Dapur Umum : tempat makan siswa dan siswi). FYI, sebawel-bawelnya nyokap lo, masih bawel Ayuk DU ini. dijamin deh ga ada yang ngalahinnya -_____-
Selesai makan, naroh tempat makan di tempat cuci piring harus ditumpuk, sesuai warna. Kalo bisa abis ga bersisa (biar gampang nyucinya). Tapi ga sesantai itu juga. Anak-anak pada jahil dan jatohin tumpukan rantang makanan yang udah disusun. DUUUuuuuaAAAARRRR. Sampe Asrama, omelan Ayuk DU pasti kedengeran. Semua orang juga pasti udah ketebak, pasti ada rantang jatoh hekekekeee.
Hari Sabtu tiba. Bangun rada siang. Mushollah diwaktu subuh jadi sepi. Ga ada yang makan pagi. Hari Sabtu saatnya kegiatan extra. Biarpun pagi-pagi ada kegiatan senam bersama, tapi orang-orang tetep leha-leha. Dandan yang cantik, ga tau deh buat apa. Abis senam dipimpin ama anak OSIS, semua duduk rapi di halaman utama sambil dengerin pengumuman Pak ON atau Pak  Jack atau Pak Machrus.
Ada satu slogan khas buat angkatan 11 kalo lagi pembersihan. Diliatin dari jauh pada ngerumpi, Kalau dideketin pada lari. Hahahhaaa cocok banget. Semua udah selesai pembersihan. Waktunya makan bubur kacang di DU. Siap dengan gelas dan sendok masing-masing. Eh ga tau kenapa tiba-tiba pada lari aja. Pas diliat, oalaah Pak jack lagi jalan kearah DU. Ckckckck parno abis yaah. Padahal ga salah apa-apa tuh, kan pembersihannya udah selese. Sampe-sampe lari muterin AsPI biar ga diliat pak Waino. Gelas dan sedok dilempar gitu aja kekamar lewat jendela. Pas udah ada Pak jack, semua jongkok pura-pura lagi bersihin rumput. :p
Sekian dan terima kasih !!!
hanya terjadi 1 kali dalam hidup Full View

Have someone love you like these…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Tak bisa memberikan alasan mengapa dia mencintai kamu,, ?
**Dia hanya tau di mata dia, kamulah satu-satunya…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Sebenarnya selalu membuatmu marah,,gila,,jengkel,, dan stress..
*Tapi dia tidak pernah tau hal bodoh apa yg sudah dia lakukan,,
**karena semua yg dia lakukan adalah untuk kebaikan kamu…


                Seseorang yang mencintai kamu…
Jarang memujimu,,
*tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik…
**Hanya dia yg tau,,

                Seseorang yang mencintai kamu…
Akan marah atau mengeluh jika kamu tidak membalasa pesannya atau telponnya,,,
**Karena dia peduli dan dia tidak ingin sesuatu terjadi padamu…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Hanya akan menjatuhkan air matanya dihadapanmu,,
*ketika kamu mencoba kamu menghapus air matanya maka kamu telah menyantuh hatinya,,
**di mana hatinya selalu berdegup,,berdenyut,,dan bergetar untuk kamu…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan,,
**bahkan yg tidak sengaja dan dia akan selalu menggunakan kata-kata itu tepat pada waktunya…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Tidak akan memberikan janji apapun dg mudah,,karena dia tidak mau mengingkari  janjinya..
**Dia ingin kamu mempercayainya dan ingin memberikan hidup yg paling bahagia dan aman selamanya

                Seseorang yang mencintai kamu…
Mungkin tidak bisa mengingat semua kejadian atau kesempatan istimewa,,
*seperti perayaan hari ulang tahun kamu,,
**tapi dia tahu setiap detik yg dia lalui dia mencintai kamu tak peduli hari apakah hari ini…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Tidak mau berkata “aku mencintaimu” dg mudah,,
*karena segalanya yg ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu,,
**tapi hanya akan mengatakan kata “I love you” pada situasi yg special
***Karena dia tidak mau kamu salah mengerti,,
****dia hanya mau kamu mengetahui bahwa dia mencintai dirimu…

                Seseorang yang benar-benar mencintai kamu…
Akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja,,
*karena dia berfikir bahwa kamu telah mengerti dirinya dan jika berkata terlalu banyak dia akan merasa bahwa tidak ada yg akan membuatnya bahagia atau tersenyum…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Akan pergi ke airport untuk menjemputmu dan dia tidak akan membawa seikat mawar atau memanggilmu dg kata “sayang” seperti yg kamu harapkan,,
tetapi dia akan membawakan tas kamu dan menanyakan “mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam 2 minggu??” dg hatinya yg tulus…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Tidak tahu apakah dia harus menelfonmu ketika kamu marah,,
*tetapi dia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam dan jika kamu menanyakan “mengapa dia telat menelfon??”,,
**dia akan berkata “ketika kamu marah penjelasan dari dirinya hanyalah merupakan sampah,,
***tetapi ketika kamu sudah tenang penjelasannya baru akan benar-benar berkerja,,manjur,,dan berguna”…

                Seseorang yang mencintai kamu…
Akan  selalu  menyimpan semua benda yg telah kamu berikan bahkan hanya sekedar kertas kecil bertuliskan “I love you” yg ada di dalam dompetnya…

                Dan Seseorang yang mencintai kamu…
Jarang mengatakan kata-kata manis tapi kamu tahu kecupannya sudah  menyalurkan semuanya…
And now “Have someone love you like these??? ”

oke, i hope that ..
there is some one love me like this ..
will u ??
*dream*
repost puisi "have someone love u like this" Full View



Kalau hasilnya tidak maksimal, maka lihatlah prosesnya. Namun jika prosesnya tidak teratur, maka lihatlah niatnya.
Untuk sebagian orang, istilah diatas mungkin sudah familiar didengar. Tapi apakah kita sepenuhnya menerapkan prinsip tersebut? Rasanya tidak. Kebanyakan orang hanya melihat hasil, tapi sama sekali tidak menghargai niat dibalik proses yang panjang tersebut. Tak ada yang bisa membeli niat yang ada dalam hati kecil setiap orang.
Setiap perbuatan tentu didasari oleh niat. Tak salah jika kita mulai belajar untuk mengahargai pemberian orang lain mulai dari niatnya. Belajarlah melihat segala sesuatu mulai dari awal. Ketahui niatnya. Jika seseorang memberikan sesuatu yang luar biasa, namun niatnya hanya pura-pura. Maka tak ada penghargaan sedikitpun yang bisa diberikan untuk dia. Tetapi jika sesuatu yang tidak luar biasa, namun diberikan dengan niat yang mulia, maka betapa besarnya penghargaan yang patut kita sanjungkan pada mereka.
Semua hal aku dapatkan dari pengalaman orang-orang disekitarku. Terntang penghargaan dan pengabaian. Aku melihat ada sesuatu yang janggal dari beberapa problematika. Mungkin karena mereka tidak  pernah mencoba melihat segala sesuatu dari hati kecil orang lain. Sejak saat itu pula, aku berusaha untuk tidak memberikan suatu hasil yang istimewa. Namun sebaliknya, aku menyodorkan niat yang luar biasa besarnya pada apapun yang aku lakukan. Untuk menolong, menjalani atau bahkan meninggalkan orang atau sesuatu. Biarkan mereka melihat hasil yang sederhana. Apakah mereka masih memiliki hati kecil yang menuntun mereka melihat segala sesuatu bukan dari kekuatan diluar, tapi dari hati kecil yang sama yaitu, niat.
Keindahan yang sesungguhnya berasal dari setiap jiwa. Bukan berasal dari ke kukuatan di luar. Jika hasilny tidak maksimal, mungkin ada gangguan dari proses yang dijalani. Siapa yang tahu. Jika sesuatu yang istimewa, tapi berasal dari orang lain, maka wajarlah bila orang tersebut  yang sepatutnya mendapatkan pengargaan.
DIBALIK NIAT YANG MULIA Full View

Khas memang kali pertama sekali singgah ke tempat ini. Tak banyak yang merasa tempat ini biasa, kecuali mereka yang setiap pagi dan sore terpaksa harus bersempit-sempitan di kereta saat pergi dan pulang kerja. 
Ketika rangkaian kereta itu datang, suara bel berbunyi. Petugas mulai menggombar-gambirkan kereta apa yang segera melintas di stasiun. Dari kursi tunggu, pemu,pang mulai bergegas berdiri di sepanjang pinggir rel kereta. Di loket karcis, orangt-orang mulai berebutan. Tak jarang terlihat penumpang yang terpaksa berlari menuju loket agat tak ketinggalan kereta. Petugas kasrcis menanti di pintu masuk dan siap melobangi karcis. 
Sssttttt, dengan suaranya yang khas, kereta datang dan berhenti di stasiun. penumpang yang akan naik menatap dengan tajam gerbong mana yang mungkin bisa dinaiki. Wanita-wanita itu menunggu di gerbong paling depan atau paling belakang. Sisanya bergabung dengan para pria di gerbong tengah. Jangan pernah ragu memilih pintu mana yang akan dinaiki. Tetaplah pada posisi Anda berdiri, dan jangan berlari mengejar pintu kereta yang masih berjalan, sedangkan masih ada pintu lain di belakangnya.
Tak ada. Tidak ada gerbong yang lengah. Semuanya sudah padat terisi. Bahkan sampai ke atap gerbong juga dinaiki oleh penumpang yang tidak bertanggung jawab. Kereta berhenti, orang-orang diatas gerbong pun berteriak sesuka hatinya. Mungkin tak afdol bagi mereka untuk diam tanpa mengusik privasi orang lain. Untung saja mereka sedang tidak melempari penumpang lain yang ada di bawah dengan batu atau sisa putung rokok.
Dari dalam gerbong, penumpang pasrah tubuhnya didorong, ditekan oleh penumpang lain. Pintu yang harusnya tertutup, jadi tak bisa dirapatkan. Banyak penumpang bergelantungan di pintu. 
Tak pandang siapa dan bagamanapun caranya, yang penting semua penumpang bisa diangkut. Mungkin ini prinsip Dinas Perhubungan kita. Mungkin kalau presiden kita terpaksa harus naik kereta, semua penumpang diatas tidak ada lagi dan tak perlu berdesak-desakan di dalam gerbong. Wajar kan,karena semua terpaksa di sterilkan sejak awal, bukan karena penumpang sudah sadar aturan. 
Melintasi satu per satu stasiun di kawasan Jabodetabek. Penumpang di dalam kereta berdesak-desakan, bergerak mengikuti guncangan kereta. Tak perlu berpegangan, mereka sudah seimbang kiri, kanan, depan dan belakang karena ditopang oleh tubuh orang lain yang menempel satu sama lain. Anda juga mungkin bisa tidur sambil berdiri. 
Sebelum tiba di stasiun yang dituju, pastikan Anda sudah berada didekat pintu keluar, daripada kelewatan gara-gara sulit menembus orang-orang yag menumpuk di dalam gerbong. Bukan usaha yang mudah untuk berjalan walau hanya sejauh 1 meter di dalam gerbong kereta kita ini. 
Dorong dan lompat. Tak peduli penumpang lain yang ada dihadapan kita akan turun atatu tidak. Mungkin dorongan dari belakang tubuh Anda akan lebih kuat dari pada dorongan Anda sendiri. 
Kereta itu berlalu. Aku hanya berjalan sambil menunduk sembari kereta dan orang-orang di atas gerbong melintas di sebelahku.
Hari ini pun berlalu.
what's happening on st? Full View

Pengantarku dalam hening dikelemahan hidup seorang wanita biasa yang mengais kerinduan untuk mereka, orang-orang yang bersamaku. Sesungguhnya ketika aku jatuh maka akan ada bintang yang menerangiku dan membawa kelemahan ini dalam sebuah bingkai keberhasilan. Selalu dan selalu kunanti masa itu…..
Dikeheningan malam, ditemani suara jangkrik dan kebisingan yang yang semakin berlalu. Menghirup dinginya udara malam hingga menembus sanubari dan menggoyahku bibir ini melempar senyum sepi entah pada siapa. Hanya ada sinar. Sinar bintang-bintang yang bertaburan menemaniku dalam setiap helaan nafas dalam setiap aliran darah ini. Sesekali aku tertegun sambil melihat bayangan diri dari sinar bulan yang turut mengintip kesendirianku. Ada apa dengan diri ini ? dengan segala yang telahku alami selama 18 episode kehidupanku. Kadang kala bayangan itu mengecil dan kadang kala ia membesar seperti akan menakuti diriku sendiri atau bahkan akan melindungiku. Geraknya seolah ingin menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dibenakku.
Itulah sesungguhnya kebesar-Nya. Bumi selalu berputar. Kehidupan selalu bergulir hingga nanti mencapai titik akhir dari jumlah detik menit jam yang telah ditentukannya. Dan aku –kita—takkan pernah tau kapan masa itu datang. Pandanganku terarah pada luasnya langit hitam yang terbentang. Suatu ketika disaat aku tak dapat lagi melihatnya, akankah muncul rasa menyesal atau bahkan rasa bangga ?. Setiap jawab dari pertanyaan ini hanya akan kita temukan didalam diri sendiri. Sekarang atau nanti.
Bintang. Rasanya aku sangat rindu menatapnya lagi. Bukan karena aku tak dapat menengoknya, tapi mungkin karena kebebasan itu telah semakin menipis. Dulunya aku menganggap 3 episode dalam hidupku dipenuhi dengan kekakuan dan keterkekangan. Namun aku salah. Bukan dulu aku dipencara. Tapi sekarang aku baru benar-benar dipenjara dari semua keistimewaan. Dulu aku harus berkerja keras dengan kemampuanku untuk menemukan apa yang ingin kucari. Tapi sekarang aku hidup ditengah kehidupan yang serba cepat. Dulu aku dapat menemukan kebanggan diatas pilar-pilar kepemimpinanku. Tapi sekarang aku harus dihadapkan dengan kebanggan milik mereka yang berkuasa. Dulu aku bisa melihat bintang bersama mereka tepat didepan kamar yang istimewa. Tapi sekarang, bintang-bintang itu hanya dapat kulihat disela kesibukan dan kesendirianku. Inikah kebebasan yang diinginkan meraka ?
Dikala bayangan itu mengecil maka bangkitkanlah ia agar tetap dapat melindingimu, Namun jika bayangan itu semakin besar dan menakutimu, kembali ajak ia berdiskusi untuk melihat jalan salah apa yang menyebabkanya menjadi musuhmu sendiri.

INI KAH DUNIA YANG KALIAN PINTA ? ( a Hope ) Full View

HOME | ABOUT

Copyright © 2011 iridescent of rhomi's life | Powered by BLOGGER | Template by 54BLOGGER